Sabtu, 31 Agustus 2013

Sebuah Kisah Urban Legend Misteri Suara Bersiul Di Hutan Peru

Suara bersiul adalah sebuah kisah urban legend yang terkenal di hutan negara Peru. Cerita ini berkisah mengenai roh jahat yang mereka sebut "El Tunchi" cerita ini telah diceritakan dari generasi ke generasi di Peru, mereka mengatakan bahwa ada seorang pria tidak di kenal yang sedang tersesat dan bingung mencari jalan keluar dari hutan sampai akhirnya dia meninggal di tengah hutan dan arwahnya sekarang menghantui hutan, di hutan itu konon ada suara seseorang yang sedang bersiul dan itu adalah suara siulan dari arwah yang bergentayangan di hutan pada mereka, bagi mereka yang beruntung suara siulan ini akan terdengar bagi para pejalan kaki yang melintas di sekitar hutan. Suaranya bersiul dengan nada yang tinggi melengking dan seperti itu terus, suara itu akan lebih keras dan keras sampai hampir tak tertahankan. Suaranya "Fiu FIU FIU FIU FIU FIU FIU!".
Para penduduk sekitar yang tahu cerita ini mengatakan bahwa jika kalian mendengar suara siulan, kalian harus berhati-hati, dan harus memagari diri dengan berdoa. Jika kalian mendengar suara siulan ini maka langkah pertama yang kalian lakukan adalah tutup telinga kalian dan berpura-pura tidak mendengar suara apapun. Jika kalian tidak melakukan langkah ini, maka suara siulan ini akan lebih keras dan ''El Tunchi'' semakin dekat dengan kalian. Apapun yang kalian lakukan, kalian tidak harus menjawab siulan dari El Tunchi itu. Jika kalian bersiul kembali, El Tunchi akan datang dan membunuh kalian dengan cara yang paling mengerikan dan tidak bisa dibayangkan oleh apa yang kita pikirkan.
Legenda mengatakan bahwa ada seorang biarawati Katolik muda, bernama Suster Bernadette, yang baru saja mengambil kaul di Spanyol. Dia dikirim ke Peru sebagai seorang misionaris dan bergabung dengan sekelompok biarawati tua yang telah tinggal dan melakukan kegiatan amal di sebuah desa kecil di hutan.
Setelah itu, para biarawati melakukan perjalanan dengan perahu untuk mengunjungi sebuah desa terpencil di hutan. Malam itu, para biarawati berkumpul di pusat desa untuk berdoa Rosario sebelum tidur, Ini adalah sebuah tradisi yang mereka lakukan di setiap malam.
Selama malam itu berdoa dan terus berdoa, di tengah mereka mengucapkan doa suster Bernadette berkata.
"Apakah itu suara siulan?" Tanyanya.
Namun para biarawati yang lebih tua tidak menjawab pertanyaanya dan melanjutkan dengan doa-doa mereka.
"bisakah kalian mendengarnya?" Tanyanya lagi. "Ini adalah suara orang yang sedang bersiul."
"Tidak ada suara siulan", jawab salah seorang biarawati tua yang sedang gugup.
"Apakah kalian tidak mendengar siulan ini?", pungkas Suster Bernadette.
"Suara ini hampir seperti suara gesekan kuku di papan tulis, tapi suara ini terasa sangat berbeda... seperti suara peluit dari seseorang."
"Kalian sungguh tidak mendengarnya bukan? Tidak ada suara apapun", desis biarawati lain.
Para biarawati tua saling gugup dan tetap diam. Suster Bernadette terkejut oleh perilaku mereka yang aneh.
"Apakah kalian tidak mendengarnya! Ini semakin keras! Ini sangat mengerikan!'' Tanpa berpikir panjang dia membalas siulan itu, di saat biarawati muda menjawab suara siulan, itu tiba-tiba siulan itupun berhenti. Suster Bernadette terus bersiul, meskipun mendapat protes keras dari para biarawati lainnya. Para biarawati yang lebih tua selalu berdoa dan berdoa, dan mereka membuat tanda salib.
Setelah doa selesai para biarawati semua pergi ke kamar masing-masing dan tidur seperti biasanya, di malam itu, sementara mereka semua tertidur, mereka mendengar jeritan yang sangat menusuk telinga dan berasal dari ruangan di mana Suster Bernadette tinggal. Para biarawati yang lebih tua bergegas untuk pergi ke kamarnya, tapi ketika mereka membuka pintu, mereka mundur beberapa langkah menjauhi pintu dan mulai ketakutan.
Kamar itu telah dipenuhi oleh darah, dan Suster Bernadette tidak berada di kamarnya. Di hari keesokanya, tubuhnya ditemukan jauh di dalam hujan dalam keadaan tewas yang mengenaskan dan telah menggantung di sebuah pohon, tenggorokannya telah dirobek dengan darahnya yang mulai mengering, kakinya patah, dan berwajah shock dengan penuh ketakutan.
Secara resmi ia terdaftar sebagai korban pembunuhan oleh binatang buas, tetapi para biarawati tua itu tahu apa yang terjadi padanya. Para penduduk desa setempat telah memberitahu mereka semua tentang ''El Tunchi'' biarawati yang bernasib malang itulah sebagai korbanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar